Kita akan mempelajari hukum bacaan Surat Al-Maidah ayat 32. Dengan kita pelajari pula terkait bagaimana artinya. Mengapa kita mengerti melihat analisis hukum tajwid atau hukum bacaan dari ayat Al-Quran ini? Sebab kita berkeinginan bisa membacanya dengan benar. Atau istilah menterengnya disebut bacaan yang tartil.
Sebelumnya. Kita membahas dulu arti dari ayat 32 Surat Al-Maidah ini. Untuk terjemahan atau artinya adalah:
Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
Baiklah, teman-teman mari kita simak pembahasannya berikut ini:
Bisa ditemukan pada lafadz
1. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah jim berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. Bisa ditemukan pada lafadz اَجْلِ .
2. Mad asli karena huruf dzal berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz ذٰلِكَ.
3. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. Bisa ditemukan pada lafadz كَتَبْنا.
4. Mad asli atau mad thobi'i karena huruf lam berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Kita temukan pada lafad عَلٰى.
5. Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2, 4 atau 5 harakat. Huruf alif bila berharakat adalah hamzah. Huruf alif sebenarnya sebagai mad atau pemanjang fathah. Bisa ditemukan pada lafadz بَنِيْۤ اِسْرَآ.
6. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz بَنِيْۤ اِسْرَآ.
7. Mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat. Kita temukana di lafad بَنِيْۤ اِسْرَآ.
8. Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz اَنَّهٗ.
9. Ikhfa karena huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu huruf qaf. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi "ng". Kita temukan di lafad مَنْ قَتَلَ.
10. Iqlab karena huruf sin berharakat fathah tanwin bertemu huruf ba. Cara membacanya dengan tanwin berubah menjadi mim dan berdengung serta ditahan selama 3 harakat. Kita temukan di lafadz نَفْسًا ۢبِغَيْرِ.
11. Mad lin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf hamzah berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz اَوْ
12. Mad asli atau mad thobi'i karena huruf sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Kita temukan di lafadz فَسَا.
13. Mad asli atau mad thobi'i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz َكَاَنَّمَا.
14. Mad 'iwadh karena lam alif berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz جَمِعًا.
15. Mad asli atau mad thobi'i karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz اَحْيَا هَا.
16. Ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz فَكَاَنَّمَا.
17. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah dal berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. Bisa ditemukan pada lafadz وَلَقَدْ.
18. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf ra. Cara membacanya dengan jelas harakat. Bisa ditemukan pada lafadz وَلَقَدْجَآءَتْهُمْ رُ .
19. Ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz اِنَّ .
20. Idgham bighunnah karena huruf ra berharakat fathah tanwin bertemu huruf mim tasydid. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat. Dapat kita temukan di lafad كَثِيْرًامِّنْهُمْ
21. Idzhar sebab huruf nun berharakat sukun bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. Bisa ditemukan pada lafadz ِّنْهُمْ.
22. Mad asli atau mad thobi'i karena huruf dzal berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz ذٰلِكَ.
23. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz لَمُسْرِفُوْنَ.
Itulah hasil dari analisis hukum bacaanya. Harapan kami. Mudah-mudahan tulisan yang sedikit ini memberikan banyak manfaat. Tetap manfaat buat semuanya.