Mengenal hukum tajwid surat al maidah ayat 48 beserta alasanya sangatlah penting lho. Kenapa? Sebab ilmu tentang hukum tajwid ini sangatlah harus kita ketahui. Kala kita ingin bisa membaca ayat Al-Quran maka sudah seharusnya untuk tahu dan paham terlebih dahulu terkait analisis hukum tajwidnya.
Teman-teman, sebelumnya kita menyimak dulu lafadz Surat Ali-Imran ayat 159 berikut:
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ
Terkait arti atau terjemahannya adalah
Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan.
Setelah kita mengetahui lafad dan juga artinya. Maka kita sekarang sudah waktunya untuk mengetahui analisis tajwidnya. Ada beberapa hukum tajwid yang terdapat di dalam ayat 48 ini. Mari kita simak langsung dan temukan analisis tajwidnya.
1. Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat. Huruf alif bila berharakat adalah hamzah. Huruf alif sebenarnya sebagai mad atau pemanjang fathah. Bisa ditemukan pada lafadz لْنَاۤاِلَيْكَ.
2. Mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz اِلَيْكَ.
3. Mad thobi’i karena huruf ta berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz الْكِتٰبَ.
4. Idgham bilaghunnah karena huruf qaf berharakat fathah tanwin bertemu huruf lam tasydid. Dibaca lebur tanpa dengung. Bunyi tanwin hilang. Bisa ditemukan pada lafadz قًا لِّمَا.
5. Mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf ba berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz يَدَ يْهِ.
6. Mad thobi’i karena huruf ta berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz الْكِتٰبِ.
7. Idzhar sebab huruf nun berharakat fathah tanwin bertemu huruf 'ain. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. Bisa ditemukan pada lafadz مُهَيْمِنًاعَلَيْه.
8. Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba'. Dibaca samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz َيْنَهُمْ بِمَاۤ.
9. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf zai. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf zai. Bisa ditemukan pada lafadz َنْزَلَ.
10. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah lam berharakat fathah. Cara membacanya tebal. Bisa ditemukan pada lafadz اَنْزَلَ اللّٰهُ.
11. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz جَآءَ.
12. Ikhfa karena huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu huruf jim. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf jim. Bisa ditemukan pada lafadz لِكُلٍّ جَعَلْنَا .
13. Mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz جَعَلْنَا.
14. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf syin. Cara membacanya dengan jelas. Bisa ditemukan pada lafadz مِنْكُمْ شِرْ.
15. Idzhar sebab huruf nun sukun bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. Bisa ditemukan pada lafadz مِنْهَا.
16. Mad lin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz وَلَوْ.
17. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah hamzah berharakat fathah. Cara membacanya tebal. Bisa ditemukan pada lafadz لَوْشَآءَاللّٰهُ.
18. Ghunnah karena mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz مَّةً.
19. Idgham bilaghunnah karena huruf nun sukun bertemu huruf lam tasydid. Dibaca lebur tanpa dengung. Bunyi tanwin hilang. Bisa ditemukan pada lafadz لٰكِنْ لِّيَبْلُوَ.
20. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf fa. Cara membacanya dengan jelas. Bisa ditemukan pada lafadz كُنْتُمْ فِيْه.
21. Mad thobi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. Bisa ditemukan pada lafadz فِيْهِ .
Demikianlah analisa dari hukum tajwid pada Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 48. Dengan hadirnya penjelasan ini kami berharap dapat menjadi tambahan manfaat kebaikan buat kami dan juga teman-teman pembaca sekalian.